Candu Video Game

Hi,  silent reader of my blogs...
Maaf maaf baru bisa ngepost blog lagi karena penulis lagi galau skripsi. Hehe...
Anyway busway, aku jadi semangat repost blog lagi karena TERNYATA banyak yang minta aku untuk update blog lagi. Tapi, sayang dan jujur nih, yang kebanyakan minta tu dari teman-teman cowok penulis. (Gak ada dari pihak teman-teman cewek. Huks..) Yaah, antusias-nya mereka kuacungi jempol deh. Terimakasih banyak ya yang udah ngingetin buat ngeblog lagi.



Oke, kali ini aku mau bahas tentang VIDEO GAME. Baik itu game online atau game PS.
Setelah searching informasi Video Game, ternyata penciptanya merupakan operator navigasi radar canggih Amerika. Yaa wajar sih kalau dia kemudian menciptakan Video Game pada tahun 1940 dan menghasilkan uang. (sumber)

Well, aku disini sedikit punya kepentingan untuk membahas tentang VIDEO GAME. Kenapa? Karena aku tidak ingin calon penerus bangsa menjadi pengangguran hanya karena VIDEO GAME. Aku mengklaim Video Game lebih banyak negatif-nya daripada positif-nya. Negatif karena membuat para pecandunya benar-benar tidak bisa menalar lagi kebutuhan sehari-hari mereka. Buat yang muslim, pecandu ini bisa lupa sholat. Buat yang mahasiswa, pecandu ini bisa lupa atau bahkan tidak kuliah sama sekali. Hebatnya ditilik dari sisi positif, aku salut para ahli pembuat Game bisa menghasilkan banyak uang. Salutnya itu loh, karena uangnya gak sedikit lagi, tapi buanyaaak!

Yang aku ingin bahas dan yang kusayangkan disini adalah kalau salah satu pecandu VIDEO GAME itu merupakan kakakku sendiri dan kakak sepupuku.
Berlatar untuk memanjakan anak-anaknya, ayahku membeli Video Game sejenis Game Boy keluaran tahun sekitar 1996an kalau gak salah. Nah, dari situ muncul bibit-bibit pecandu Video Game saat ini. Hasilnya??? Kakakku benar-benar tidak kuliah dan sekarang bermentalkan seperti anak kecil polos nan lugu. Sehari tidak pegang laptop atau komputer kayak orang linglung. Orangtua-ku??? Sekarang stress berat, karena berharap menjadi panutan keluarga tapi ternyata seperti ini. Dan jelas, orangtua-ku kini menyesal sekali. Dan untungnya juga, yang sedemikian kecanduan Game hanya seorang saja (dari 6 bersaudara). Huff,, satu-satunya harapan orangtua ya cuma aku, karena aku anak perempuan tertua di keluarga.
Negatifnya dari sebuah Video Game lagi, banyak remaja diluar negeri sana yang meninggal karena main Video Game non stop. Jika sempat searching google, coba cari Gamer yang tewas ditempat Video Game. Lalu, di Indonesia sendiri aku pernah lihat berita di TV, ada suami yang bacok kepala istri hanya karena istri menegur untuk suaminya untuk berhenti main Game. Ya Allaah... hanya karena itu masalah lain bermunculan.

Sebenernya aku tidak mempermasalahkan 'boleh atau tidaknya seseorang bermain Game'. Toh aku juga suka main Video Game, tapi hanya sekedarnya saja kalau lagi BETE. Aku hanya mempermasalahkan jika Gamer itu lupa sholat (jika muslim), lupa mandi-sikat gigi-dll, lupa pulang rumah, lupa kuliah bahkan lupa bayar UANG SPP KULIAH!! Sah-sah saja kalau Gamer bisa menghasilkan uang seperti TOP owner Tao Kei Noi. Gamer macam dia aku acungi jempol 10 deh. Hehe..


Nah, inti dari aku menulis blog ini bukan untuk menyindir seorang-dua orang atau mengusik perusahaan Video Game. Tapi, hanya ingin membagi sebuah pelajaran berharga untuk semua reader blog ini. Agar memilah mana yang baik untuk anak-anak. Video Game yang ditanamkan sedari dini itu tidak baik. Apalagi efeknya jangka panjang yang ternyata begini (seperti kakakku) dan membuat pecandu (negatif)nya menjadi pengangguran, meninggal bahkan menjadi penjahat.
Dan untuk para orangtua yang sudah punya anak-anak, alangkah baiknya meminimalkan Video Game dari sekarang atau bahkan lebih baik tidak diberikan mainan yang demikian.
Selain sebagai pelajaran buat yang lain, aku juga mencoba membantu orangtua-ku untuk menyembuhkan candu yang diidap kakakku. Mungkin ada saran??

Untuk kata-kata yang salah, saya mohon maaf. Terimakasih sudah membaca blog ini ^_^