Minggu, 22 Desember 2013

# Hijab # Islamic Corner

#ShareofZee : Perjalanan Hijabku...

Tanganku gatal banget kalau belum mengetik cerita ini di blog. Judulnya lagi-lagi tentang hijab ya, tapi perlu diketahui hijab buatku sangat sangat istimewa. Kenapa begitu? Sudah dijelaskan dalam AlQur'an bahwasannya wajib bagi para muslimah yang sudah baligh untuk memakai hijab dan menutup aurat. Cerita awalku dengan hijab bermula ketika aku keluar haid untuk pertama kalinya, perpisahan kelas 6 SD. Ibu yang mengajarkan kewajiban memakai hijab.
"Pokoknya yaa kalo udah mens harus pake jilbab, udah baligh jadi wajib hukumnya", begitu katanya. Aku yang masih polos akan ilmu agama, sejak itu juga aku memutuskan untuk berhijab tanpa ada pemakaian 'lepas pakai'. Meski memang, dulu hijabku masih belum sempurna.

Ketika pendaftaran SMP tiba, ibu dan bapak memilih pondok pesantren sebagai wadah utama aku mengenyam pendidikan. Pasalnya, ibu dan bapak bukan dari kalangan agamis maka dari itu mereka menginginkan anak-anaknya lebih agamis.
Sayangnya, di SMP yang berada di Sukabumi itu memberi dampak kurang baik dari teman-teman dan kakak kelas yang rata-rata dari kalangan borjuis. HP biasa dibilang kurang gaul, tidak berpakaian demikian kurang gaul, jarang dijenguk jadi bahan omongan, tidak punya pacar dibilang gak laku, dll. Meski demikian, aku bisa menyeimbangkan dampak itu dengan prestasiku yang banyak disana. 
Caraku berhijab waktu itu, aah aku benar-benar kehilangan jati diri karena harus ikut-ikutan tren dari sana, yang hanya butuh jilbab paris saja lalu hanya diikat dibagian leher dan rambut terurai sedikit. Aneh kan?? Yaa itulah aku yang dulu, masih unyu-unyu..




Setelah mengalami banyak kesusahan finansial keluarga, maka aku pindah sekolah ke SMPIT, Magelang. Dari sinilah, cara pandangku mulai berubah. Berubah POSITIF! Berubah untuk enggan berpacaran, berubah lebih 'tidak borjuis', dan berubah lebih baik dalam berpakaian/ berhijab. Pikirku yang sampai sekarang selalu terngiang, kenapa enggak dari dulu aku sekolah disini??? Aku suka sekali dengan sekolah ini! Dimana teman-temannya tidak memikirkan harta duniawi (yang sering untuk dibanggakan), guru-gurunya santun - sederhana - nan berilmu, dan suasana lingkungan yang kondusif deh pokoknya.
Nah, dari sekolah ini aku bisa dapat perubahaan baik untuk hijabku yang sampai sekarang gak berubah-ubah. Hijab panjang, pakai rok dan baju panjang yang nyaman.  






Itu cerita tentang revolusi hijabku.
Cerita lain, pengalamanku sendiri tentang hijab cantik ini adalah adanya orang yang mempermasalahkan etika-ku yang berhijab gede. Bermula dari cerita sakit hati tentang janji akan dinikahi yang ditinggalkan begitu saja dengan harapan palsu, yang alasan palsunya: 'aku adalah teladan di sie. syiar agama di I** yang menyeru agar teman-temanku tidak pacaran'. Fine, aku percaya karena aku pikir itu demi citra baiknya disana, dan kalau memang pada akhirnya nanti akan kembali dengan sebuah pinangan, why not. Tapi, ternyata nihil. Alasan sebenarnya adalah, demi hati yang lain. (Yaa, mungkin dia lebih baik dari aku, makanya aku ditnggalkan).

Aku gak pernah menyangka ternyata hati yang lain itu mencemburui sosokku yang ada dimasa lalu seseorang. Dengan mem-follow twitterku, otomatis selalu mengikuti tweet-tweet yang isinya tentang ilmu agama. Entah itu tentang aqidah maupun akhlak, bahkan tentang hukum pacaran. Secara keseluruhan isi tweetku mengajak kebaikan loh ya... Tapi kenyataannya ada beberapa orang yang sulit menerima kebenaran yang aku tulis ulang di twitter. Yaah wajar sih, kalau orang sudah ada rasa dendam, sakit hati atau cemburu memang agak sulit menerima kebenaran. (semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya dan senantiasa dilindungiNya, aamiin).
Tidak pernah bertemu, tidak pernah berkenalan. Itulah yang terjadi. Orang-orang tersebut mempermasalahkan etika-ku yang notabene berhijab gede dibelakangku. Ada yang mengatai "ukhti jadi-jadian"lah, ada yang mengatai "sok suci"lah, ada yang mengatai "tukang nyindir, bibir nyinyir", dan lain-lain. Bagiku ini cobaan kecil, gak seberapa. Dan gak ada apa-apanya dibanding perjuangan Rasulullah yang kala itu dakwahnya dihina dan dilempar kerikil.




Perlu diketahui yaa (semoga orang-orang itu membaca blog ini), saya muslimah yang nyaman dengan hijab gede ini memang bukan muslimah yang baik tapi saya selalu memperbaiki diri sehingga kelak dapat menjadi muslimah yang lebih baik. Maaf jika dengan cara penyampaian kebaikan itu kurang mengenakkan hati dan maaf jika muslimah yang satu ini kurang etika. Akan tetapi, niat hati memang menginginkan teman-teman ini menjadi muslimah yang baik akhlaknya... Untuk hal ini kita memang disuruh untuk berlomba dalam kebaikan, bukan?



Oke, ini cerita terakhir di blog ini, yang mana ada beberapa orang yang agak mengusik hijabku. Sekali lagi, Alhamdulillah dan inshaa Allah perjalanan hijabku ini tidak akan terpedaya ataupun terpengaruh oleh ocehan tersebut.
Pertama, temanku sendiri (yang masih 'lepas pasang jilbab') pernah mengusikku dengan rayuannya (semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya dan senantiasa dilindungiNya, aamiin).
Dia bilang, "teh, teteh bakalan cantik looh kalo pake celana levis pensil".
"aah enggaklah, aku udah malu pake celana", aku lanjutkan dengan membatin dalam hati, (gini-gini juga banyak yang bilang cantik dan bahkan banyak yang mau jadiin aku istri, hadeeeh kamu itu).
Kalau boleh jujur ya, cantik itu bukan didasarkan atas fashion atau outlook atau seluaran ketat yang seperti temanku bilang ini. Cantik itu macam-macam dan selalu relatif (tergantung yang liat). Cantik luaran itu biasa, tapi kalau cantik luar - dalam itu baru luar biasa.
Aku gak masalah gak dibilang cantik hanya demi mengikuti fashion Am*rika yang gak sesuai syariat. Aku lebih mengutamakan taatku untuk Allah.

Yang kedua, ada mbah-mbah yang berenang didekat rumah dan beliau hanya pakai swimsuit. Beliau agak terusik denganku yang berenang pakai hijab khusus.
Dia beropini dengan bahasa jawa (yang sudah aku translate), "mbak kok pake jilbab to? Moso' berenang pake jilbab? Aku yo malu kalo ke mesjid pake baju berenang, yaa kalo pake jilbab itu harus menyesuaikan tempat to"
"hmm gitu to mbah..", aku sengaja menimpal begitu, nunggu beliau melanjutkan opininya.
"kemaren itu banyak anak-anak SMP yang pake jilbab, bikin kotor aja", lanjutnya.

Wow! Jilbab bikin kolam renang kotor?
Kalau berpikir pake logika, aku yakin anak-anak SMP ini udah bawa cadangan jilbab buat berenang. Bisa jadi jilbab itu masih bersih atau bekas dia pakai hari itu dan kalaupun kotor gak akan sekotor-kotornya sungai Citarum kan??
"aah moso' karena jilbabnya sih bu?? Kali aja emang kolamnya belum dikuras", aku jelas membela anak-anak SMP itu.
"eh mbak, yang namanya kain itu kalo direndem sedikit aja bisa bikin kotor loh. Dan ini.. bla bla bla bla bla".
Aku udah kadung males denger alasan mbah itu, jadi gak kusimak dengan baik.
Dalam hati cuma bisa membatin, aneh betul si mbah ini. Alesannya gak logis. Jelaslah kalau pake baju swimsuit ke mesjid pasti malu, laah yang namanya kolam renang umum campur laki perempuan gitu aku memang selalu pake jilbab. Di kolam renang itu juga saya malu diliat Allah dan laki-laki kalau disuruh pake baju telanjang gitu.

Gak sempat aku balas opininya, si mbah keburu keluar dari kolam dan tahukah anda? Sewaktu berjalan menuju ruang ganti, ternyata beliau dilecehkan oleh bocah-bocah lelaki SMP dipojokkan kolam yang dari penglihatanku mereka sudah baligh. Mereka saling melontarkan dengan lantang kata-kata tabu setabu-tabunya dalam bahasa jawa (yang tidak akan ditulis disini) sambil tertawa. Entah si mbah itu dengar atau pura-pura gak dengar. Tapi yang jelas, aku dan adikku yang melihat dari kejauhan sungguh malu dengan kejadian itu. Nah, jelas kan mbah?? Kalau saya berenang selalu pakai hijab itu yaa begitu alasannya, saya tidak mau dilecehkan. Saya punya harga diri mbah. (semoga Allah mengampuni segala dosa-dosanya dan senantiasa dilindungiNya, aamiin). Benar kan hijab itu istimewa?? Istimewa karena hijab ini mampu melindungiku dari pelecehan.
Wallahua'lam...

Alhamdulillah godaan-godaan macam itu tidak begitu sulit untukku hadapi. Semua bisa diatasi, bagiku tantangan (orang-orang) yang demikian harus diberi pengetahuan agama dan bimbingan yang lurus agar mereka juga bisa istiqomah memakai hijab. Hmmm sebenarnya masih banyak cerita hijab cantikku, tapi sengaja dilanjutkan di blog lain waktu.
Semoga bermanfaat kawan ^_^
Wassalam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Follow Us @soratemplates